Minggu, 29 Juli 2012

Pengertian Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak.
Pendidikan dasar menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah. Periode pendidikan dasar ini adalah selama 6 tahun. Di akhir masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN menjadi syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."[rujukan?]
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Fungsi pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
  • Melestarikan kebudayaan.
  • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
  • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.
  • Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  • Sumber inovasi sosial 
Pentingnya Pendidikan dan Pengajar
Pada hakikatnya pendidikan sangatlah penting untuk menjadikan pemikiran anak lebih berkembang. sudah ada tentunya karakter masing masing anak yang di bawa dari lahir akan tetapi pendidikan menjadikan ajang penggalian karakter anak itu . Perlunya bantuan untuk memotivasi anak menggali potensi dan kemampuan yang ada di dalam anak itu. Peran seorang guru sangatlah penting. bagaimana tidak jika seorang ibu yang mempunyai anak dan ibu itu sendiri yang memberikan bantuan pembelajaran emosi ibu akan lebih kuat jika anaknya mengalami kesulitan.


Pendidikan Guru
Guru bukanlah pentransfer ilmu akan tetapi guru merupakan seorang motivator, fasilitator, untuk menjadikan anak lebih memahami suatu pengetahuan, untuk itu guru harus lebih meningkatkan lagi kinerja serta keilmuan yang akan membantu anak atau mendorong anak kearah yang lebih maju , menjadikan teknologi dan informasi sebagai alat untuk mencari pengetahuan terbaru. untuk guru sendiri bahan ajar akan lebih berpariasi sehingga dalam memfasilitasi anak serta memotivasi anak dapat memiliki cara yang bisa membuat anak nyaman, inofatif, kreatif, menyenangkan dalam pembelajaran.
Pemerintah  sangatlah mendukung dalam menjadikan guru lebih profesional di buktikannya pemerintah memberikan beasiswa untuk pendidikan guru dan memberikan tunjangan.

PTK


PTK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI
PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V MIN BETUNGAN KEDURANG BENGKULU SELATAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 pasal 3 (tiga) Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk pencapaian itu semua tentunya tidak lepas dari semua pihak, untuk meningkatkan kualitas hasil belajar anak dalam pembelajaran, salah satu yang berperan penting dalam keberhasilan peningkatan  kualitas hasil belajar anak dalam pembelajaran adalah proses belajar yang baik, menyenangkan,dan kreatif. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang dapat membuat anak lebih kratif dan proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan anak, diperlukan beberapa keterampilan salah satunya keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2007).
Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh faktor-faktor antara lain guru, siswa dan bagaimana kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) guru bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pendidikan. Guru yang profesional harus memikirkan bagaimana cara mengajar dengan baik, cara meningkatkan motivasi dan kualitas dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar anak didiknya, untuk itu guru perlu adanya inovasi-inovasi pembelajaran yang membantu peningkatan hasil pembelajaran.
Mengajar tidak sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswa yang bervariasi, apalagi kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan atau tidak mengacu pada tujuan (Sutarno, dkk. 2008).
Aktivitas yang sangat menonjol dalam pengajaran adalah pada siswa. namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas V MIN Betungan Kedurang diketahui bahwa siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran PKn. Hal ini terlihat dari 10 orang siswa sebanyak 60 % siswa belajar kurang tertib / ribut dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, selama proses pembelajaran berlangsung gurulah yang paling dominan berbicara dan menyampaikan informasi . Metode yang digunakan adalah ceramah. Metode ini lebih banyak memberikan informasi dan hanya penjelasan/bercerita sehingga siswa merasa bosan dan menjadi tidak memperhatikan penjelasan guru. Dengan kata lain masih kurangnya penguasaan guru terhadap keterampilan mengajar, misalnya kurangnya penguasaan guru dalam mengelola kelas dan kurang keterampilannya guru dalam penyampaian materi. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn sehingga kelas tidak kondusif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang terjadi belum optimal, baik dari segi penyampaian guru maupun perhatian siswa. Dalam proses pembelajaran ini perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan ini maka peneliti mencoba memperbaiki proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pembelajaran dengan metode diskusi merupakan pendekatan pembelajaran yang sederhana. Dengan belajar diskusi, siswa yang kurang akan meningkatkan kemampuan belajarnya karena di dalam pelaksanaanya siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Dalam hal ini perbaikan pembelajaran diterapkan pada mata pelajaran PKn khususnya pada pokok bahasan organisasi.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diteliti maka yang menjadi pokok permasalahan adalah :
1.      Apakah dengan menerapkan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V MIN Betungan?
2.      Bagaimanakah hasil belajar siswa pada perbaikan proses pembelajaran PKn dengan penerapan metode diskusi di kelas V MIN Betungan ?

C.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa dan dapat menunjang pencapaian tujuan kegiatan belajar PKn, Adapun secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian  ini yaitu :
1.      Mendeskripsikan peningkatan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa kelas V MIN Betungan pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode diskusi.
2.      Untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa kelas V MIN Betungan pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode diskusi.

D.      Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.
1.       Manfaat bagi siswa
Memudahkan siswa memahami konsep-konsep PKn, dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi hasil belajar dan dapat meningkatkan keaktifan  dan  berkreatifitas dalam belajar.
2.       Manfaat bagi guru
Guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimilikinya dalam peningkatan penguasaan  keterampilan belajar dalam pembelajaran, Guru dapat mengembangkan alternatif baru untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang diampunya.


3.      Manfaat bagi sekolah
a.       Sekolah yang mempunyai guru professional yang tinggi dengan melaksanakan penelitian akan dapat meningkatkan kualitas sekolah
b.      Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas berbagai pembelajaran di sekolah.
c.       Secara tidak langsung akan meningkatkan minat orangtua siswa memasukkan anak ke sekolah yang gurunya aktif dan kreatif dalam pembelajaran




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Hakikat Pembelajaran PKn
Somantri (2001) Dalam kepustakaan asing pendidikan kewarganegaraan (PKn) disebut civid education yang batasanya ialah seluruh kegiatan sekolah, rumah dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi. Nu’man soemantri (2001) sangat merekomendasikan pentingnya dialog kreatif (creative dialogue) sebagai wahana untuk memcahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut sumarna dan muhamad hatta (2004 : 1950) memberikan catatan beberapa hal yang sangat pentig yang harus diperhatikan guru : a). Guru harus dapat membedakan antara bentuk penilaian portofolio individu, kelompok kecil atau kelompok besar b). Guru harus membuat kriteria yang sesuai dengan potensi dasar maupun indikator pencapaian hasil belajar dll.
 Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.

B.       Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Dirjen Pendidikan Islam DEPAG RI (2006). menyatakan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar perserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.      Berpikir secara kritis, nasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;
2.      Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi
3.      Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup  bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4.      Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.

C.      Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a.       Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
b.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
c.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
d.      Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e.       Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
f.       Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
g.      Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
h.      Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
i.        Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
j.        Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
a.    Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
b.    Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
c.    Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
d.   Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
e.    Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
f.     Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
g.    Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.