PTK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA
MENINGKATKAN KREATIFITAS BELAJAR SISWA
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DISKUSI
PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS V MIN BETUNGAN KEDURANG BENGKULU SELATAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan Undang-Undang
RI nomor 20 tahun 2003 pasal 3 (tiga) Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk pencapaian
itu semua tentunya tidak lepas dari semua pihak, untuk meningkatkan kualitas
hasil belajar anak dalam pembelajaran, salah satu yang berperan penting dalam keberhasilan
peningkatan kualitas hasil belajar anak
dalam pembelajaran adalah proses belajar yang baik, menyenangkan,dan kreatif.
Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang dapat membuat anak lebih
kratif dan proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan anak, diperlukan
beberapa keterampilan salah satunya keterampilan mengajar.
Keterampilan
mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai
integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa,
2007).
Keberhasilan
suatu kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh faktor-faktor antara lain guru,
siswa dan bagaimana kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung.
Dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) guru bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pendidikan. Guru yang profesional harus memikirkan bagaimana cara mengajar
dengan baik, cara meningkatkan motivasi dan kualitas dalam mengajar sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar anak didiknya, untuk itu guru
perlu adanya inovasi-inovasi pembelajaran yang membantu peningkatan hasil pembelajaran.
Mengajar tidak
sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru
yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswa yang
bervariasi, apalagi kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan atau
tidak mengacu pada tujuan (Sutarno, dkk. 2008).
Aktivitas yang
sangat menonjol dalam pengajaran adalah pada siswa. namun, bukan berarti peran
guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber
pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan
belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar
secara aktif dan kreatif.
Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran di kelas V MIN Betungan Kedurang diketahui bahwa
siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran PKn.
Hal ini terlihat dari 10 orang siswa sebanyak 60 % siswa belajar kurang tertib
/ ribut dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, selama proses
pembelajaran berlangsung gurulah yang paling dominan berbicara dan menyampaikan
informasi . Metode yang digunakan adalah ceramah. Metode ini lebih banyak
memberikan informasi dan hanya penjelasan/bercerita sehingga siswa merasa bosan
dan menjadi tidak memperhatikan penjelasan guru. Dengan kata lain masih
kurangnya penguasaan guru terhadap keterampilan mengajar, misalnya kurangnya
penguasaan guru dalam mengelola kelas dan kurang keterampilannya guru dalam
penyampaian materi. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran PKn sehingga kelas tidak kondusif.
Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang terjadi belum optimal, baik dari
segi penyampaian guru maupun perhatian siswa. Dalam proses pembelajaran ini
perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
Sehubungan dengan ini maka peneliti mencoba memperbaiki proses pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode diskusi kelompok
untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas dalam proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukkan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pembelajaran
dengan metode diskusi merupakan pendekatan pembelajaran yang sederhana. Dengan
belajar diskusi, siswa yang kurang akan meningkatkan kemampuan belajarnya
karena di dalam pelaksanaanya siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Dalam hal ini perbaikan
pembelajaran diterapkan pada mata pelajaran PKn khususnya pada pokok bahasan
organisasi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diteliti maka yang menjadi pokok permasalahan adalah :
1. Apakah
dengan menerapkan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas
belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V MIN Betungan?
2. Bagaimanakah
hasil belajar siswa pada perbaikan proses pembelajaran PKn dengan penerapan
metode diskusi di kelas V MIN Betungan ?
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan agar dapat meningkatkan kreatifitas belajar siswa dan dapat
menunjang pencapaian tujuan kegiatan belajar PKn, Adapun secara khusus tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu :
1. Mendeskripsikan
peningkatan keaktifan dan kreatifitas belajar siswa kelas V MIN Betungan pada
mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode diskusi.
2. Untuk
mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar siswa kelas V MIN Betungan pada
mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode diskusi.
D.
Manfaat
penelitian
Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.
1. Manfaat bagi siswa
Memudahkan siswa
memahami konsep-konsep PKn, dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi
hasil belajar dan dapat meningkatkan keaktifan
dan berkreatifitas dalam belajar.
2. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang
dimilikinya dalam peningkatan penguasaan keterampilan belajar dalam pembelajaran, Guru
dapat mengembangkan alternatif baru untuk mengatasi kelemahan pembelajaran yang
diampunya.
3. Manfaat
bagi sekolah
a. Sekolah
yang mempunyai guru professional yang tinggi dengan melaksanakan penelitian
akan dapat meningkatkan kualitas sekolah
b. Diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas berbagai pembelajaran di sekolah.
c. Secara
tidak langsung akan meningkatkan minat orangtua siswa memasukkan anak ke
sekolah yang gurunya aktif dan kreatif dalam pembelajaran
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat
Pembelajaran PKn
Somantri
(2001) Dalam kepustakaan asing pendidikan kewarganegaraan (PKn) disebut civid education yang batasanya ialah
seluruh kegiatan sekolah, rumah dan masyarakat yang dapat menumbuhkan
demokrasi. Nu’man soemantri
(2001) sangat merekomendasikan pentingnya dialog kreatif (creative dialogue) sebagai wahana untuk memcahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menurut
sumarna dan muhamad hatta (2004 : 1950) memberikan catatan beberapa hal yang
sangat pentig yang harus diperhatikan guru : a). Guru harus dapat membedakan
antara bentuk penilaian portofolio individu, kelompok kecil atau kelompok besar
b). Guru harus membuat kriteria yang sesuai dengan potensi dasar maupun
indikator pencapaian hasil belajar dll.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,
sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Hasil belajar
PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar
yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat
kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes
(formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio,
sikap serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan
hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa
termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru
lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru
mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang
melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar
PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat
untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan
psikomotor dalam proses belajar mengajar.
B.
Fungsi
dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Dirjen
Pendidikan Islam DEPAG RI (2006). menyatakan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar perserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Berpikir secara kritis, nasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi dan informasi.
C.
Metode
Diskusi Kelompok
Metode diskusi
adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu
topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan
jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat
yang disepakati bersama.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a. Mendidik siswa untuk belajar
mengemukakan pikiran atau pendapat.
b. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
c. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
d. Melatih siswa untuk berdiskusi di
bawah asuhan guru.
e. Merangsang siswa untuk ikut
mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat
teman-temannya.
f. Membina suatu perasaan tanggung
jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah
diambil.
g. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi
terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
h. Membina siswa untuk berpikir
matang-matang sebelum berbicara.
i.
Berdiskusi
bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
j.
Dengan
mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Diskusi sebagai metode pembelajaran
lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang
ada pada siswa
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk
mengeluarkan kemampuannya
c. Mendapatkan balikan dari siswa
apakah tujuan telah tercapai
d. Membantu siswa belajar berpikir
secara kritis
e. Membantu siswa belajar menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
f. Membantu siswa menyadari dan mampu
merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar
lebih lanjut.
Las Vegas Casinos 2021 | JTM Hub
BalasHapusWhat Are the 전주 출장샵 Most Popular Casinos in Las Vegas? · 인천광역 출장샵 Drake Hotel 의왕 출장샵 & Casino · Bellagio Hotel · The 천안 출장마사지 Bellagio · Encore Beach Club. 동해 출장마사지 · MGM Grand. · MGM